Informasi tentang data pemerintahan dan kegiatan pemerintahan Desa Seketi

UM KKN 2017

  • Profil Desa Seketi

    Desa Seketi merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Ngadiluwih. Secara geografis, desa ini berbatasan dengan...

  • Sejarah Desa Seketi

    Desa Seketi merupakan sebuah Desa yang berada di pinggir hilir Sungai Brantas. Desa ini sudah ada sejak jaman pendudukan Jepang di Indonesia. Awal sejarah nama Desa Seketi...

  • Struktur Pemerintah Desa Seketi

    Struktur Pemerintahan Desa Seketi Kecamatan Ngadiluwih Kabupaten Kediri Provinsi Jawa Timur...

  • Penyambutan Mahasiswa KKN Universitas Negeri Malang

    Senin, 15 Mei 2017 Desa Seketi Kecamatan Ngadiluwih Kabupaten Kediri melakukan penerimaan Mahasiswa KKN Universitas Negeri Malang...

  • KKN Agenda 1

    Selasa, 16 Mei 2017 Hari kedua setelah penyambutan Mahasiswa KKN di Desa Seketi, Mahasiswa KKN UM mengawali kegiatan hari ini dengan senam pagi di lapangan Desa Seketi yang dimulai pada...

Selasa, 20 Juni 2017

Usaha Kecil Rumahan "Telur Asin"



Senin, 11 Juni 2017 kami melakukan wawancara pada salah satu UKM yang ada di Desa Seketi yakni UKM Telur Asin. UKM Telur Asin ini diprakarsai oleh Bu Nur Aini (38 tahun) sejak April 2010 hingga sekarang. Dengan modal awal Rp. 500.000, kini dalam sehari Bu Nur Aini mampu memperoleh omset sekitar Rp. 2.500.000. Jenis telur asin yang diproduksi ini terbagi menjadi dua yaitu telur asin ayam dan telur asin bebek. Telur asin bebek ini dijual dengan harga Rp. 2500 per butir sedangkan telur asin ayam dijual seharga Rp. 2000 per butir. Proses pengelolaan telur asin ini terbagi menjadi dua cara, pertama menggunakan air yang telah dicampur dengan garam. Apabila menggunakan air garam maka telur asin mampu bertahan sekitar 7 hari. Kedua menggunakan pasir lempung yang telah dicampur dengan sere, bawang putih, daun jeruk, dan jahe. Cara pembuatan ini mampu menghasilkan telur yang bertahan hingga 15 hari. Peralatan penunjang lain yang diperlukan antara lain dandang, bak, dan serok. 


Untuk pengerjaan, Bu Nur Aini melakukan produksi sendiri tanpa bantuan pegawai. Dalam sehari beliau mampu memproduksi 200-1000 butir telur. Adapun kendala yang dialami adalah terbatasnya modal yang tersedia karena seluruh modal yang diperoleh merupakan modal yang berasal dari kantong pribadi. Telur asin ini dipasarkan pada pedagang soto, pedagang nasi, serta pasar tradisional yang dipasok setiap dua hari sekali dengan jumlah 50 butir. Promosi telur asin ini sudah mulai merambah di internet melalui facebook. Di dalam merintis usaha ini, Bu Nur mengaku tidak pernah mendapat bantuan dana maupun fasilitas apapun dari pemerintah. 


Share:

Usaha Kerajinan "Tas Plastik Ibu Mariyatun"

Ibu Mariyatun ini Memiliki Usaha Tas Plastik yang berupa Barang, Pengusaha ini Berdiri sejak Januari 2017 sampai Sekarang. Omset ini Menghasilkan 300.000 – 400.000 perbulan. Mengenai Masalah Modal awal ibu ini sebenarnya tidak ada, modal awalnya Benang dan menjahit sendiri, Ibu ini asal mulanya Hanya ingin Mencoba-coba dan akhirnya Berhasil.

Dalam proses pembuatannya ini dilakukan dengan hasil Limbah minuman seperti Teh gelas, teh rio, ale-ale dan lain- lain,  tidak hanya minuman saja dari jely pun juga bisa di Olah. Untuk satu Tas ini menghabiskan Limbah Minuman 250 biji dalam setiap Tas, untuk karyawan ibu ini tidak Memiliki Karyawan tetapi dalam pengolahannya suami dan anaknya juga ikut berpartisipasi, anak dan suami nya membantu membersihkan setelah itu cuci, kemudian di jemur setelah itu di anyam, dan bagian yang mengayam itu dari ibu Mariyam sendiri. Untuk Benangnya ini dari tambang kecil. 



Kendala yang dialami ibu ini yaitu belum bisa kepasar-pasar, dan Dalam pemasaranya,  dari warga desanya itu sendiri juga sudah banyak yang membeli bahkan satu desa pun semuanya sudah membeli kemudian ada juga yang dititipkan di toko-toko, kemudian jika ada orang yang baru tahu itu pasti mereka bertanya-tanya dan juga ikutan beli lalu di bawa keluar  kabupaten bahkan keluar jawa juga banyak seperti kalimantan, sumatra dan lain-lain. Pernah dipasarin bapak kepala desa ketika ada bazar uasaha ini juga laris dan banyak peminatnya. Untuk motif nya itu masih terbatas ada dua macam tas, ada yang kecil dan besar kalau ada yang ingin dikasih riasan bunga ibunya juga bersedia untuk membuatkan tetapi dengan syarat bunganya harus membawa sendiri dan untuk harganya sudah lain lagi, untuk pertama kali keluar ibu itu menjual dengan harga 50.000-55.000. dan sekarang menjualnya dengan harga 60.000. jika ada bunga-bunganya ibu menjual dengan harga 65.000.




Share:

Rabu, 14 Juni 2017

Industri Rumah Tangga - Kue Cumcum Ibu Naning


Industri rumahan ibu rumah tangga adalah pekerjaan yang bisa dilakukan di rumah tanpa menyita waktu, sehingga kaum ibu pun bisa dengan mudah menyesuaikan antara aktivitas di rumah dengan jam kerjanya. Demikian yang dilakukan oleh Ibu Wahyu Nur Naning Tyas atau biasa dipanggil dengan Ibu Naning. Ibu berusia 40 tahun ini memulai usaha industri rumah tangga dengan membuat kue basah dan kue kering. Industri yang dijalankan ini sudah berlangsung selama kurang lebih 10 tahun. Industri tersebut dijalankan di rumah Ibu Naning yang beralamat di Desa Seketi, Kecamatan Ngadiluwih, Kabupaten Kediri.
           

         Ibu Naning melakukan indutri ini seorang diri karena tidak memiliki pekerja. Biasanya kue yang dibuat yaitu kue cumcum yang berbahan baku tepung, mentega, dan telur. Namun saat menjelang musim lebaran Ibu Naning membuat bermacam-macam kue kering. Kue-kue ini dijual di Pasar Bandar dan Pasa Setono Betek Kota Kediri. Laba yang dihasilkan oleh industri rumah tangga ini kurang lebih Rp.75.000,- sampai Rp.100.000 per hari. Modal yang digunakan untuk industri rumah tangga ini berasal dari modal sendiri. Ibu Naning juga pernah meminjam modal ke bank untuk membiayai usahanya.

            Industri rumah tangga yang dijalankan Ibu Naning ini juga sering disurvey oleh Dinas Perindustrian Kabupaten Kediri untuk membuat proposal pengajuan dana namun tidak ada kelanjutan. Ibu Naning merasa cukup dengan industri rumah tangga yang dijalankan, namun Ibu naning juga berharap usahanya dapat berkembang menjadi usaha industri rumahan yang lebih besar dan labanya menjanjikan.
Share:

Selasa, 13 Juni 2017

UKM Kripik Tempe “Cristal”


     Usaha Kecil Menengah kripik tempe “Cristal” merupakan salah satu produk unggulan dari beberapa jenis UKM yang ada di Desa Seketi Kecamatan Ngadiluwih Kabupaten Kediri. Usaha ini dirintis oleh Ibu Nurul Hidayati (52 tahun) sejak tahun 1992 sampai sekarang. Dalam perjalanannya sempat menemukan beberapa kendala internal hingga sempat vakum berproduksi beberapa tahun. Namun karena kegigihan ibu nurul akhirnya produksi dapat dimulai kembali, bahkan dapat melebarkan sayap usahanya. Pemasaran produk kripik tempe ini sangat fleksibel, ibu nurul hanya memproduksi sesuai dengan pemasaran dan pemesanan dari pelanggan. Tidak terlalu memaksakan diri untuk menambah jumlah produksi. “ya itung-itung dapat dijadikan mengisi waktu luang sekaligus penghasilan tambahan untuk memenuhi kebutuhan setiap hari” kata ibu Nurul.


     Setiap sehari rumah produksi ini mampu membuat kripik tempe dari 50 bungkus tempe mentah. Dari 50 bungkus ini nantinya akan ditambah apabila ada pesanan tambahan. Sekali produksi dalam sehari, dari 50 bungkus tempe mampu menghasilkan 250 bungkus kripik tempe siap jual. Untuk menarik minat pelanggan, Terdapat beberapa pilihan varian rasa yang ditawarkan. Yaitu: rasa balado, rasa pedas dll. Untuk memenuhi produksi ibu nurul memperkerjakan seorang pegawai.


     Nama produk kripik tempe ”Cristal” memang sudah sangat familiar di kalangan masyarakat terutama di lingkup Kecamatan Ngadiluwih. Proses distribusi produk dilakukan oleh ibu Nurul sendiri. Setiap hari ibu nurul memasarkan produknya hampir diseluruh penjual soto sepanjang jalan Kecamatan Ngadiluwih. Disamping itu, ibu nurul juga menerima pesanan dari masyarakat sekitar.  “Memang minat masyarakat terhadap kripik tempe sangat positif, apalagi di Desa Seketi sendiri belum ada yang memproduksi kripik tempe selain saya” ujar ibu rumah tangga asal Malang ini.

     Pernah terfikirkan oleh Ibu Nurul untuk mengembangkan produk hasil olahannya. Sempat beberapa instansi dari pemerintah yang pernah mengekspose kripik tempe dari ibu nurul ini. Namun belum ada bantuan secara nyata dari pihak pemerintah untuk andil dalam proses pengembangan produk hasil olahan tempe ini. Padahal dari segi ekonomi sangat potensial untuk mengembangkan ekonomi kreatif masyarakat. “Malah saya rasa kami sebagai golongan usaha kecil menengah  kurang diperhatikan oleh pemerintah” kata ibu nurul.
Share:

Usaha Kerajinan Bunga "Erfan Bunga"

Salah satu Usaha Kecil Menengah (UKM) yang ada di Desa Seketi, Kecamatan Ngadiluwih, Kabupaten Kediri adalah usaha kerajinan interior bunga hiasan milik Bapak Erfan Efendi. Saat ditemui tim blogspot Desa Seketi dirumahnya, pria kelahiran 1980 ini sedang sibuk membuat hiasan bunga bersama dua karyawan yang beliau pekerjakan. Beliau menuturkan bahwa saat bulan puasa seperti ini, pekerjaan merangkai bunga lebih sering dilakukan setelah Sholat Tarawih. Atmosfer di garasi kecil samping rumah yang ia ubah menjadi tempat produksi terkesan sangat santai. Beliau sangat sering bercanda bersama karyawannya. Saking akrabnya, bahkan kami (red: Mahasiswa KKN UM Desa seketi) tidak akan tahu siapa yang menjadi pemilik usaha ini kalau sebelumnya tidak menemui beliau.


Proses produksi sendiri tergolong tidak terlalu sulit sehingga bisa santai. Tidak ada kendala yang begitu berarti dalam proses pembuatan bahan. Bagian – bagian kerajinan yang terbuat dari besi, kayu maupun bambu beliau produksi sendiri, sedangkan bagian – bagian yang tidak bisa dibuat sendiri seperti dari bahan plastik, beliau memesannya dari daerah Surabaya dan Nganjuk.


Pak Erfan bercerita, kendala yang paling nyata dari usaha yang ditekuninya adalah pada modal yang minim. Pada usianya yang sudah 37 tahun ini beliau masih ingat dengan jelas awal mula beliau merintis usaha ini. Pada awalnya beliau bekerja disebuah bengkel las sebagai karyawan. Saat itu tahun 2002, beliau dimintai seseorang untuk mengelas penyangga vas bunga. Kemudian beliau mulai berfikir mengapa tidak mencoba manjadi pembuat kerajianan vas bunga. ”Dulu modal awal Cuma Rp50.000,- buat beli besi, trus keterampilan ngelas itu saya dapat dari bapak saya mas...” kata beliau sambil mengingat – ingat kisahnya dulu.


Dalam mengerjakan kerajinan ini Pak Erfan mempunyai komitmen bahwa yang paling penting bagi beliau adalah kualitas barang yang beliau buat. Hal ini sangat penting karena jika hanya asal dalam mengerjakan maka konsumen yang sudah membeli akan kecewa karena barang berkualitas rendah dan tidak akan membeli lagi atau bahkan tidak laku sama sekali.



Selain itu Pak Erfan juga sangat memperhatikan pemasaran produk – produk kerajinan yang beliau buat. ”Yang paling penting dalam produksi dan jualan itu pemasaran mas, kalo ndak diurusin serius basi mati ato ndak jalan...”. Awal produksi beliau beliau memasarkan hasil kerajinannya di Pasar Tulungagung. Saat ini sudah memiliki beberapa link untuk memasarkan produknya, antara lain yaitu di Golden Tulungagung (mulai tahun 2005), Golden Kediri (mulai tahun 2006), Sri Ratu Kediri (mulai tahun 2007), dan beberapa pemasaran di pasar tradisional dan toko – toko. Untuk di golden dan Sri Ratu (Supermarket) sistem pemasaran berupa titip barang dan sistem order. Sedangkan di toko – toko dan pasar tradisional langsung dibayar pemilik toko karena jumlahnya lebih sedikit.

Untuk saingan usaha sendiri beliau menjelaskan tidak ada saingan yang terlalu berarti, karena masih sedikit pengrajin hiasan bunga di Kediri sehingga minim saingan. Beliau sendiri juga sangat menikmati pekerjaan ini karena memang beliau hobi merangkai / membuat sesuatu barang, ”Istilahnya hoby jadi profesi mas...” ujar beliau sambil tertawa.

Dengan nama ”Erfan Bunga” rumah produksi kerajinan bunga ini telah menghasilkan lebih dari 340 jenis hiasan dengan rentang harga jual yang paling murah Rp12.500,- sampai yang paling mahal mencapai Rp 500.000,-. Harga ini merupakan harga yang diberikan pak erfan ke toko, sedangkan nantinya pihak toko akan menaikkan harga 10-50% dari harga yang diminta Pak Erfan. Jadi jika anda ingin mendapatkan produk kerajinan hiasan bunga yang lebih murah, anda bisa langsung datang ke rumah Pak erfan di Desa Seketi, Kecamatan Ngadiluwih, Kabupaten Kediri. Selain bisa lebih murah, anda juga bisa pesan sendiri rangkaian bunga sesuai yang anda inginkan. Tinggal nego harga dan dijamin kualitasnya sae.

Berikut beberapa kerajinan hiasan bunga produksi "Erfan Bunga"








Share:

Pelatihan Pembuatan Bioetanol (Proker 7)


Senin pada tanggal 5 Juni 2017, tepatnya di balai Desa Seketi, Kecamatan Ngadiluwih, Kabupaten Kediri telah di selenggarakan Pelatihan Pembuatan Bioetanol yang diadakan oleh mahasiswa/mahasiswi KKN Universitas Negeri Malang. Alasan diadakannya pelatihan pembuatan bioetanol bertujuan untuk mewujudkan desa yang mandiri energi, mengingat sumber energi minyak bumi di dunia sudah mulai menipis. Selain itu aspek yang diperhatikan oleh penyelenggara pelatihan pembuatan bioetanol karena lokasi Desa Seketi sangat dekat dengan Pabrik Gula Ngadirejo sehingga mudah untuk mendapatkan “tetes tebu” untuk bahan baku pembuatan bioetanol.


Acara pelatihan pembuatan bioetanol dimulai pukul 3 sore waktu setempat dengan pemateri dari salah satu mahasiswa KKN Universitas Negeri Malang yaitu Depril Aka Laksana dari Fakultas Ilmu Sosial, Jurusan Hukum dan Kewarganeraan. Sasaran acara pelatihan ini ditujukan kepada kelompok tani Desa Seketi. Acara berlangsung dengan cukup lancar, tetapi ada sedikit kendala yang menghambat mengenai kehadiran peserta pelatihan. Peserta yang diundang oleh pihak penyelenggara 40 orang, tetapi yang bisa menghadiri hanya 20 orang atau 50% dari yang diharapkan penyelenggara.



Rangkaian kegiatan pelatihan dimulai oleh pembukaan dari bapak Sucipto selaku ketua kelompok tani Desa Seketi. dan dilanjutkan sambutan oleh Bapak Kamim selaku Kepala Desa Seketi. Setelah pembukaan selesai masuk pada kegiatan inti yaitu Pelatihan Pembuatan Bioetanol yang dipandu Depril Aka Laksana selaku pemateri pelatihan.



Pada kegiatan inti ini peserta dijelaskan mengenai apa itu bioetanol, kegunaannya, kelebihan bioetanol, serta langkah-langkah untuk membuat bioetanol secara lengkap dan terperinci. Antusisas untuk mengetahui cara pembuatan bioetanol dari peserta yang datang sangat tinggi terbukti dengan adanya banyak pertanyaan dari peserta pelatihan yang ditujukan untuk pemateri. Untuk penutupan acara pelatihan ini di tutup oleh pembacaan doa yang dipimpin oleh saudara Ahmad Atam M. salah satu mahasiswa KKN dan untuk selanjutnya pembagian konsumsi untuk peserta pelatihan.



Share:

Senin, 12 Juni 2017

Kelas Inspirasi 8



Kelompok Kerja KKN Universitas Negeri Malang Desa Seketi Kecamatan Ngadiluwih Kabupaten Kediri telah menyelesaikam progam kerja Kelas Inspirasi. Kelas Inspirasi merupakan progam kerja dari Kelompok Kerja KKN Desa Seketi yang bertujuan mengajarkan pengetahuan non-akademis kepada anak usia dini di Desa Seketi. Pada hari Jum’at 9 Juni 2017 merupakan hari kedelapan dari progam kerja Kelas Inspirasi yang merupakan hari terakhir. Seperti hari-hari sebelumnya hari kedelapan dari Kelas Inpirasi adalah mengajar ana-anak usia dini di TK Dharmawanita Desa Seketi. Namun tidak seperti biasanya Kelas Inspirasi hari terakhir ini di ikuti oleh seluruh siswa-siwi TK Dharmawanita Desa Seketi, yang berjumlah kurang lebih 50 siswa terdiri dari Kelas A dan Kelas B.


Pada hari kedelapan sekaligus hari terakhir dari Kelas Inspirasi digunakan sebagai kegiatan perpisahan Kelompok Kerja KKN Desa Seketi dengan siswa-siswi dan guru TK Dharmawanita Desa Seketi. Kegiatan yang dilakukan pada hari kedelapan tidak memiliki tema inti seperti hari-hari sebelumnya, namun hari kedelapan ini lebih digunakan untuk bermain dan bernyanyi yang bertujuan untuk memberikan selingan kegiatan menyenangkan kepada siswa-siswi TK Dharmawanita Desa Seketi setelah melakukan rentetan kegiatan progam kerja Kelas Inspirasi. Selain itu kegiatan bermain dan bernyanyi ini dilakukan di hari terakhir agar meninggalkan kesan yang baik untuk siswa-siswi TK Dharmawanita Desa Seketi sehingga pengetahuan yang telah dipelajari melalui progam kerja Kelas Inspirasi tidak menghilang begitu saja.


Kelas Inspirasi hari terakhir lebih banyak diisi dengan kegiatan bermain dan bernyanyi. Kelas inspirasi diawali dengan kegiatan berdoa bersama-sama dengan membaca kafaratul majelis. Lalu dilanjutnya dengan pemberian materi mengenal hewan dan habitatnya serta macam-macam buah-buahan melalui video-video pembelajaran, selain itu Kelompok Kerja KKN Desa Seketi juga mengenalkan lagu tentang macam-macam hewan dan buah-buahan agar siswa-siswi TK Dharmawanita lebih mudah memahaminya. Tidak hanya memberikan materi melalui video dan lagu, progam keja Kelas Inspirasi hari terakhir juga diisi dengan games-games edukasi yang menyenangkan. Selanjutnya siswa-siswi TK Dharmawanita Desa Seketi diajak untuk menyanyikan lagu-lagu, dengan mengenalkan lagu-lagu yang berupa lagu daerah, lagu nasional dan lagu anak-anak diharapkan meminimalisir hilangnya lagu anak-anak yang sekarang ini cenderung tergantikan dengan lagu-lagu dewasa.


Progam kerja Kelas Inspirasi diakhiri dengan sesi foto bersama Kelompok Kerja KKN Desa Seketi dengan siswa-siswi dan guru-guru dari TK Dharmawanita Desa Seketi. Kelas Inspirasi ditiup dengan berdoa bersama membaca doa penutup majelis dan bernyanyi sayonara. Dengan telah selesainya Kelas Inspirasi hari kedelapan sekaligus mengakhiri progam kerja Kelas Inspirasi. Demikian Kelompok Kerja KKN Desa Seketi berparah ilmu pengetahuan dan pengalaman yang telah diberikan kepada TK Dharmawanita dapat berguna dikemudian harinya, walaupun hanya sebagaian kecil yang bisa diberikan kepada siswa-siswi Desa Seketi. 
Share:

Follow Me On Mail

kknseketi2k17@gmail.com

Follow Me On Instagram

https://www.instagram.com/kknkediri/
Kantor Desa Seketi. Diberdayakan oleh Blogger.

Featured post

Usaha Kecil Rumahan "Telur Asin"

Gambar
Senin, 11 Juni 2017 kami melakukan wawancara pada salah satu UKM yang ada di Desa Seketi yakni UKM Telur Asin. UKM Telur Asin ini diprakarsai oleh Bu Nur Aini (38 tahun) sejak April 2010 hingga sekarang. Dengan modal awal Rp. 500.000, kini dalam sehari Bu Nur Aini mampu memperoleh omset sekitar Rp. 2.500.000. Jenis telur asin yang diproduksi ini terbagi menjadi dua yaitu telur asin ayam dan telur asin bebek. Telur asin bebek ini dijual dengan harga Rp. 2500 per butir sedangkan telur asin ayam dijual seharga Rp. 2000 per butir. Proses pengelolaan telur asin ini terbagi menjadi dua cara, pertama menggunakan air yang telah dicampur dengan garam. Apabila menggunakan air garam maka telur asin mampu bertahan sekitar 7 hari. Kedua menggunakan pasir lempung yang telah dicampur dengan sere, bawang putih, daun jeruk, dan jahe. Cara pembuatan ini mampu menghasilkan telur yang bertahan hingga 15 hari. Peralatan penunjang lain yang diperlukan antara lain dandang, bak, dan serok.  Unt

Cari Blog Ini

  • ()

Blogger news

Feature (Side)